Apa jadinya jika Ujian Al- Qur'an itu di lakukan di depan khalayak ramai? Gugup itulah sedikit gambarannya. Sebanyak 48 siswa- siswi kelas 6 halaqoh tajwid dan halaqoh ghorib dari SD Integral Luqman al Bojonegoro. menggelar ujian Terbuka di hadapan orang tua, dewan guru, dan siswa sekolah setempat, Ahad (18/12)
Ujian terbuka itu mengharuskan siswa- siswi untuk mampu dan hafal di bidang juz 29, juz 30, tajwid dan Ghorib yang sudah mereka pelajari selama 6 tahun mengenyam pendidikan yang dinilai dewan guru untuk menentukan kelulusan dari SD Luqman al Hakim Bojonegoro.
Salah satu guru pembimbing, Ustadz Wahid, mengaku cukup gugup melihat kualitas hafalan anak didiknya, karena ujian terbuka itu juga dinilai langsung oleh orang tua anak didik.
Hal senada diungkapkan Mama Amy, salah satu orangtua dari peserta ujian terbuka. "Saya terharu dengan model ujian Alquran terbuka itu. Saya terharu melihat peserta tampil, saya juga merasa gugup saat melihat anak saya tampil," katanya.
Baginya, ujian terbuka itu sangat bagus. "Selain kita dapat menyaksikan secara langsung hasil dari proses selama enam tahun di bidang Alquran, sekaligus juga melihat kualitas mental siswa-siswi ketika berada di hadapan khalayak," katanya.
Sementara itu, Jelita selaku peserta dalam ujian terbuka Alquran itu merasa siap, karena ia sudah mempersiapkan sejak proses pembelajaran, bukan saat ujian sudah dekat. "Tapi, aku juga sempat nervous sedikit tadi," tutur Jelita yang mendapat giliran di tanya oleh dewan penguji.
Ustadz- Ustadzah berharap seluruh siswa- siswi SD Integral Luqman al Hakim Bojonegoro menjadi generasi Qur' ani. Dengan kurikulum wajib Al- Qur'an ( Sambutan dari ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah Bojonegoro, " Ustadz Abdullah Ridho". Karena semua ustadz- ustadzah sudah berusaha mendidik dengan cinta, keteladanan dan do' a.
Red: Ustdah. Nuril Rohmatin, S.Pd.I